BANGGA MENJADI DIRI SENDIRI
Jangan pernah malu dengan keadaan kita sendiri, kita adalah kita. kemampuan yang kita miliki akan menjadi sumber kekuatan untuk menjadi diri sendiri dalam meraih sukses. Pembelajaran untuk mengambil sebuah keputusan akan membantu pemikiran kita menjadi lebih dewasa. Lalu apa itu dewasa? apa seseorang yang sudah cukup usia itu dewasa, atau seseorang yang sudah ditandai dengan beberapa perubahan pada fisiknya? belum tentu kedewasaan seseorang tidak dapat diukur dari usia, bentuk fisik, kekuatan bahkan keberhasilan melainkan dilihat dari pola pikirnya dalam mengambil suatu keputusan/tindakan.
Ciri - ciri orang dewasa :
1. Mau Menerima Nasehat Yang Baik
Salah satu bentuk Kedewasaan yang utama adalah mau menerima nasehat
terutama jika itu nasehat yang baik. Jika salah mau diingatkan dan
diberitahu yang baik, dan mau menerima nasehat supaya dirinya menjadi
lebih baik atau melakukan hal yang benar. Tidak keras kepala, bebal dan
keras hati, hanya memikirkan keinginannya saja tidak peduli dengan
nasehat yang baik padahal apa yang dilakukan sudah jelas-jelas salah.
Sikap dewasa adalah peduli dengan kebaikan, dan mau mendekat dengan hal-hal
baik.
2. Memiliki Kesadaran Yang Lebih Tentang Hal-Hal
Kedewasaan biasanya pertama kali muncul
dalam bentuk kesadaran yang lebih tentang hal-hal. Kesadaran yang
mencakup hal yang lebih luas dan menyeluruh dalam hidup. Orang yang
dewasa sadar apa yang dikatakannya, apa yang dilakukannya, apa yang
terjadi dalam dirinya, apa yang sedang terjadi di sekitarnya, apa yang
terjadi pada orang lain, apa masalah yang mungkin timbul dari hal yang
sedang terjadi dsb.
Meskipun manusia tidak sempurna dan tidak
mungkin bagi seseorang untuk sadar 100% tentang semua hal, tapi pribadi
yang dewasa mempunyai kesadaran tentang hal-hal setidaknya dengan
cakupan yang lebih luas dan dalam daripada orang pada umumnya. Karena
kesadaran sudah muncul, pribadi yang dewasa akan mudah untuk diajak
berdiskusi, dealing untuk suatu hal dan juga mudah untuk diajak
menyelesaikan masalah yang ada. Easy to deal with person.
3. Memiliki Pemahaman Diri Yang Baik
Kedewasaan yang utama adalah memiliki
pemahaman diri yang baik. Dan ini mencakup memahami apa kelebihan kita,
apa kekurangan kita, apa sisi dalam diri kita yang perlu dibenahi dan
dirubah. Kemudian merespon berdasarkan kebutuhan yang bersumber dari
pemahaman diri tersebut. Misalnya, jika merasa dan memahami bahwa diri
kurang religius kemudian mendekat dan bergaul dengan orang-orang yang
lebih religius. Supaya diri terbantu untuk bisa menjadi lebih religius.
Jika paham diri kurang sabar maka mendekat dan bergaul dengan
orang-orang yang lebih sabar. Jika paham diri egois maka bergaul dengan
orang-orang yang lebih toleran dsb.
Pemahaman diri yang baik sangat krusial
karena itu membuat kita merespon dengan cara yang membaikkan diri kita
dan bukan sebaliknya. Ibarat misal kita paham diri kita adalah “Api”,
kita mencari “Air” untuk menetralisir. Tapi jika misalnya kita “Api” dan
tidak sadar bahwa kita “Api”, mungkin kita justru akan mencari bensin
dan membuat segala sesuatunya ‘terbakar’. Sebaliknya pemahaman diri yang
kurang itu sifat kekanakan yang utama, seringnya merespon dengan cara
yang justru membuat segala sesuatunya menjadi semakin buruk. Jadi
langkah pertama untuk belajar menjadi dewasa adalah dengan berusaha
memiliki pemahaman diri yang baik.
4. Bagus Dalam Menahan Diri
Menahan diri adalah salah satu hal paling
bagus yang bisa dilakukan manusia. Bahkan ada ritual yang diwajibkan
dan itu fokus untuk menahan diri : Puasa. Apa esensi dari puasa? Apakah
sekedar menahan lapar dan haus? Tentu saja tidak. Esensi puasa adalah
menahan hawa dan nafsu dan cakupan dari hawa dan nafsu itu luas. Contoh
umum misalnya marah, orang menjadi marah kalau tidak bisa menahan emosi.
Dengan kata lain kegagalan dalam menahan emosi. Dan solusi supaya
seseorang menjadi tidak pemarah adalah sering-sering belajar menahan
emosinya.
Menahan diri, kami menyebutnya lebih
menyerupai seperti ‘olahraga’ yaitu sesuatu yang harus dilatih dengan
kadar sedikit demi sedikit sampai bisa melakukannya dengan baik. Orang
yang dewasa bisa menahan hal-hal yang tidak baik dari dirinya keluar dan
merugikan sekitarnya, sebaliknya bisa hanya memunculkan yang baik dari
dirinya saja dan itu juga baik untuk sekitarnya. Jadi banyaklah belajar
menahan diri, menahan segala sesuatu dari diri kita yang itu sumbernya
dari hawa dan nafsu kita karena itu pasti negatif. Bicara itu perlu,
tapi banyak berbicara yang tidak ada isinya dan tidak ada manfaatnya
akan terlalu berlebihan. Jadi kita punya hak berbicara tapi sebaiknya
menahan diri untuk bicara hanya yang baik dan ada manfaatnya saja. Makan
itu perlu tapi kalau tidak menahan diri kita akan sering makan sesuatu
yang tidak ada manfaatnya untuk tubuh dan juga keluar banyak biaya. Ada
banyak orang yang hobi makan di tempat-tempat yang mahal. Tapi coba
pikirkan apakah yang dimakan itu bermanfaat untuk tubuh? Dan apakah
tidak keluar banyak biaya? Yang dimakan tidak ada manfaatnya untuk tubuh
plus keluar banyak uang. Daripada melakukan itu simple lebih baik orang
yang makan di rumah dengan masakan yang sederhana, murah tapi higienis
dan bermanfaat untuk tubuhnya. Itu beberapa contoh menahan diri secara
positif. Jika seseorang terus berlatih menahan diri, lama kelamaan dia
sanggup menjadi “Master” untuk dirinya sendiri. Dengan kata lain bisa
mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Dan itu pada akhirnya akan
memunculkan kemampuan untuk mengalahkan salah satu musuh besar manusia
yaitu egonya sendiri.
5. Mempunyai Kemampuan Meredam Dan Memanage Ego
Dalam banyak hal sebenarnya individu dalam hati menyadari hal-hal yang
harus disadarinya. Sering terjadi yang menghambat dan membuat segala
sesuatu semakin buruk adalah Ego. Bisa dikatakan Ego adalah faktor
penghambat terbesar untuk kita menjadi dewasa. Kedewasaan dan Ego adalah
musuh bebuyutan. Selama kita belum bisa meredam dan memanage ego, kita
belum akan bisa menjadi dewasa. Sebaliknya pribadi yang dewasa sudah
mempunyai kesadaran disaat tanda-tanda ego
muncul di dalam dirinya. Kemudian sanggup meredam dan memanage egonya
sendiri supaya itu tidak berbenturan dengan individu lain. Pribadi yang
dewasa menganggap meredam dan memanage ego adalah tanggung jawab sebagai
individu. Karena sadar itu bisa menimbulkan masalah, benturan atau
konflik, memperburuk situasi dan menimbulkan masalah-masalah yang tidak
perlu.
6. Bisa Memposisikan Diri Dengan Baik
Bentuk kedewasaan yang lain yaitu bisa
memposisikan diri dengan baik. Paham dirinya sedang berada dimana,
bagaimana konteksnya, dimana batasan-batasannya dan apa hak dan
kewajibannya. Itu semua terjadi secara alami muncul dari dirinya tanpa
diberitahu atau dinasehati ( Sadar dengan sendirinya ). Contoh
konkritnya begini, seseorang menjadi pegawai di sebuah perusahaan. Di
satu sisi dia merasakan beberapa keluhan tentang sistem atau kenyamanan
tempatnya bekerja kemudian mempunyai beberapa keinginan atas hal itu.
Darisitu dia ingin menyampaikan keinginannya itu ke atasan atau siapapun
yang berwenang membuat keputusan untuk hal itu. Tapi di dalam
menyampaikan keinginan itu sudah dibarengi dengan beberapa kesadaran
misalnya :
– Saya mempunyai keinginan dan berhak untuk didengarkan.
– Di sisi lain ada individu-individu lain
di tempat saya bekerja dan mereka mempunyai hak yang sama. Maka dari
itu saya harus bersedia bernegosiasi dan berkompromi untuk mencari titik
temu dengan keinginan-keinginan yang berbeda.
– Karena hak saya juga dibatasi oleh hak
orang lain, saya harus bisa menerima seandainya tidak semua keinginan
saya bisa diakomodir demi untuk kebaikan bersama.
– Saya berhak menyampaikan keinginan dan
pendapat tapi atasan saya berhak membuat keputusan. Jika ternyata
keputusannya tidak sesuai dengan keinginan saya maka saya juga harus
bisa menerima itu ( Tidak dendam, emosi, merajuk dsb ).
– Jika ternyata keputusan perusahaan
tidak sejalan dengan keinginan saya, saya harus bisa menerima dan
menghormati itu. Tapi kalaupun saya tidak bisa menerima maka saya harus
memahami bahwa itu menjadi masalah saya pribadi, menjadi dealing saya
dengan diri saya sendiri dan pointnya adalah saya tidak bisa membuat
segala sesuatu terjadi seperti keinginan saya.
Itulah contoh situasi dari kedewasaan
dalam bentuk bisa memposisikan diri. Mungkin anda berfikir itu contoh
yang terlalu sempurna dan yang banyak terjadi tidak seperti itu. Itu
benar seperti yang sudah kami sampaikan bahwa manusia tidak sempurna.
Tapi pribadi yang dewasa kesadarannya dalam memposisikan diri setidaknya
sudah mencakup area yang lebih luas. Kita asumsikan ada 6 point yang
harus disadari.